Cara Membuat Metodologi Penelitian #BAB II

BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
PEMBUATAN RANCANGAN PENELITIAN

Pada hakekatnya dalam kehidupan selalu menghadapi masalah baik besar maupun kecil yang harus dicari jawaban atau penyelesaian nya. Dalam Bab 2 ini diketemukan memilih masalah yang selanjutnya diikuti langkah-langkah studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar atau asumsi, kemudian merumuskan hipotesis, memilih pendekatan menentukan variabel serta menentukan sumber dan wilayah Sumber data.

A. MEMILIH MASALAH


1. Pengertian masalah


Setiap orang pasti memiliki masalah terlepas dari besar kecilnya dan banyak sedikitnya masalah.
Masalah dimaksud ada yang dapat diselesaikan seketika tanpa penelitian tetapi ada pula yang memerlukan penelitian.

Masalah adalah masalah sehari-hari yang pada umumnya timbul karena adanya Kesenjangan antara kenyataan reality dan harapan expectation. Tidak semua masalah sehari-hari dapat diangkat menjadi objek penelitian.

Masalah/problema problematic penelitian Adalah fokus perhatian yang memiliki batas atau ruang lingkup tertentu.

Pembatasan ini membedakan masalah penelitian dengan masalah sehari-hari.

2. Ada beberapa sumber untuk memilih topik masalah yaitu :

a. Diri sendiri
  • Peneliti mencari masalah yang bersumber pada pengalaman atau pengamatannya sendiri yang berhubungan dengan bidang yang diteliti.

b. Orang lain
  • Masalah diambil dari pengalaman atau pengetahuan orang lain misalnya ilmuwan dan atau pandit.

c. Sumber lain
  • Karya ilmiah jurnal penelitian laporan hasil penelitian dan sebagainya.

3. Masalah yang baik

a. Masalah harus feasible dapat dipecahkan
b. Masalah harus jelas
c. Masalah harus signifikan
d. Masalah harus etis

4. Masalah dan judul penelitian

Terdapat empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian yaitu :

a. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
b. Penelitian dapat dilaksanakan

1) Peneliti menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan metode analisis data serta pemecahannya statistika
2) Peneliti mempunyai waktu yang cukup sampai penelitian selesai
3) Peneliti mempunyai kemampuan fisik dan keuangan untuk kegiatan perencanaan pembuatan instrumen pengumpulan data dan menyusun laporan nya serta biaya untuk pengetikan dan penggandaan nya.

c. Tersedia faktor pendukung

1) Tersedianya data
2) Dapat diperoleh nya izin penelitian dari pihak yang berwenang.

d. Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi :

1. Kemajuan ilmu pengetahuan
2. Peningkatan peningkatan efektivitas dan produktivitas kerja
3. Pengembangan sesuatu.

5. Macam-macam Masalah

Masalah dalam penelitian disebut pula dengan istilah problema atau problematik (Arikunto, 1991:25)
Secara garis besar peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala atas tiga problema yaitu :

a. Masalah atau problema untuk mengetahui status fenomena atau gejala dan mendeskripsikannya.

Penelitian dengan masalah ini disebut penelitian deskriptif dengan masalah deskriptif.
Peneliti berusaha mencari fakta dengan membeberkan atau menjelaskan sebagaimana adanya.

Contoh : peningkatan keterampilan mengoperasikan peralatan keselamatan.

b. Masalah atau problema untuk membandingkan atau komparasi dua atau lebih fenomena atau gejala.

Penelitian dengan masalah ini disebut penelitian perbandingan atau komparasi dengan masalah perbandingan atau komparasi.

Peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena atau gejala mencari arti dan manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan fenomena atau gejala.

Contoh : mencari perbedaan tingkat keterampilan mengoperasikan peralatan keselamatan antara ABK dek dengan ABK mesin.

c. Masalah atau problem a untuk mencari hubungan antara dua atau lebih fenomena atau gejala.

Penelitian dengan masalah ini disebut penelitian hubungan atau korelasi asosiasi dengan masalah hubungan atau korelasi atau asosiasi.

Penelitian korelasi ini terdiri dari tiga macam yaitu :

1) Korelasi simetris atau sejajar

Contoh : jenis kelamin dan daerah asal

2) Korelasi asimetris

Contoh : pendapatan pelaut Niaga dengan perilaku menabung.

3) Korelasi sebab akibat atau kausal atau pengaruh

Contoh : berat muatan dengan jumlah konsumsi bahan bakar kapal.

4) Korelasi timbal balik atau resiprokal :

Contoh : tingkat kesehatan dan kegemaran berolahraga.

Teknis analisis kuantitatif untuk masalah penelitian korelasional ini menggunakan statistik induktif atau inferensial.

6. Perumusan judul penelitian berdasarkan masalah atau problema penelitian

Atas dasar ketiga macam masalah atau problem a yang terurai pada angka 5 di atas. Maka dengan mudah dapat dirumuskan judul penelitian nya.

a. Mengetahui status gejala atau fenomena mengenai apa bagaimana mengapa sejauh mana dan berapa banyak maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan atau membeberkan peristiwa sebagaimana faktanya.

Judul penelitian nya dapat dirumuskan dengan contoh di bawah ini :
1) Studi deskriptif tentang,...............
2) Penelitian deskriptif tentang......

b. Membandingkan status 2 fenomena atau gejala atau lebih.

Dalam melakukan perbandingan peneliti selalu memandang dua atau lebih binominal.
Contoh : mutu lulusan D-IV Nautika, D-IV Teknika dari dua atau lebih Akademi Maritim kinerja 2 mesin berdaya kuda sama namun dari produksi pabrik yang berbeda dan sebagainya.

Judul penelitiannya dapat dirumuskan dengan contoh di bawah ini :

1) Penelitian komparasi..... Dengan.....
2) Studi perbandingan...... Dengan......

c. Mencari hubungan atau korelasi antara dua gejala atau fenomena atau lebih.

1) Penelitian hubungan atau korelasi biasa asimetris.

Individu individu yang memiliki variasi dalam hal yang diselidiki dan diukur mengenai 2 jenis variabel yang diselidiki dihitung untuk mendapatkan koefisien korelasinya.
Judul penelitian nya dapat dirumuskan dengan contoh di bawah ini : 
Studi korelasi antara...... Dengan.....
Penelitian korelasi antara..... Dengan....

2) Penelitian hubungan kausal atau sebab akibat komparatif.

Dua kelompok subjek penelitian yang secara umum memiliki kesamaan dibandingkan karena salah satu dari kedua kelompok tersebut memiliki satu ciri tertentu. Macam penelitian ini disebut juga penelitian kausal komparatif dengan satu kelompok subjek mendapatkan perlakuan tertentu sedangkan kelompok satunya lagi tidak mendapatkan.

3) Penelitian korelasi atau hubungan sebab akibat.
Misalnya 

a) Kedisiplinan kerja ABK dengan kinerja kapal
b) Cuaca dengan konsumsi bahan bakar kapal
c) Gaya kepemimpinan nahkoda dengan kinerja awak kapal dan sebagainya.

Antara keadaan pertama dengan keadaan kedua Terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diduga menjadi penyebab keadaan kedua atau keadaan kedua dipengaruhi oleh keadaan pertama.
Oleh karena itu penelitian hubungan atau korelasi sebab akibat ini disebut juga sebagai penelitian pengaruh.

Judul penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pengaruh.......... Terhadap.......

7. Judul penelitian yang baik dan lengkap.

Suatu judul penelitian yang baik dan lengkap adalah dengan membaca judul tersebut kita dapat dengan mudah mengetahui sifat dan jenis penelitian Siapa yang diteliti apa yang diteliti Tempat penelitian dan waktu penelitian tersebut dilaksanakan.

Oleh karena itu judul penelitian yang baik dan lengkap sebaiknya mencangkup informasi tentang 5 hal yaitu :

a. Sifat dan jenis penelitian
b. Objek yang diteliti
c. Subjek penelitian
d. Lokasi atau daerah penelitian dilaksanakan
e. Bulan atau tahun dilaksanakannya penelitian

Contoh judul :
Studi komparasi antara pengetahuan tentang keselamatan perwira Dek dengan perwira mesin Armada PT Pelayaran bahtera Jaya Jakarta 2013

1) Studi komparasi. : Sifat dan jenis penelitian
2) Pengetahuan tentang keselamatan : objek penelitian
3) Perwira deck dan Perwira mesin PT Pely B J : subjek penelitian
4) Jakarta : tempat atau lokasi penelitian
5) 2013 : tahu dilakukan penelitian

Apabila judul penelitian harus ditulis singkat maka penegasan judul dan batasan masalah perlu dijelaskan dalam bagian pendahuluan laporan hasil penelitian serta desain penelitiannya.

B. STUDI PENDAHULUAN

1. Beberapa kemungkinan yang ditemukan.

Memilih masalah adalah menemukan masalah, sedangkan studi pendahuluan bertujuan mendalami masalah tersebut ( Surachmad, 1972 : 97).
Beberapa kemungkinan yang ditemukan pada waktu mengadakan studi pendahuluan antara lain sebagai berikut :

a. Apakah penelitian yang akan dilaksanakan benar sesuai dengan minat peneliti.
b. Apakah penelitian tersebut dapat dilaksanakan.
c. Apakah tersedia faktor pendukung untuk penelitian yang akan dilaksanakan.
d. Apakah hasil penelitian cukup memiliki manfaat.

2. Objek studi pendahuluan

Sumber informasi untuk mengadakan studi pendahuluan dilakukan pada 3 objek. Pengertian 3 objek di sini apa yang harus dicari di hubungi diteliti atau dikunjungi yang diperkirakan dapat memberikan informasi tentang data yang akan dikumpulkan.

Ketika objek dimaksud adalah tulisan tulisan di atas kertas atau paper. Narasumber atau person, dan tempat atau lokasi yang harus dikunjungi atau place. Ketiganya disingkat dengan 3P.

a. Paper

Mempelajari buku-buku dokumen atau bahan tertulis mencari teori data dan informasi. Studi ini disebut studi kepustakaan atau library research. Logika yang dipergunakan dalam mencari kebenaran adalah logika atau cara berpikir deduksi.

b. Person

Bertemu bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia atau narasumber

c. Place

Mempelajari tempat lokasi atau benda-benda yang terdapat di lokasi penelitian.

3. Manfaat studi pendahuluan

a. Memperjelas masalah.
b. Menjajaki kemungkinan dilanjutkannya penelitian.
c. Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari masalah yang belum terpecahkan atau diteliti oleh peneliti lain.

C. MERUMUSKAN MASALAH

1. Pedoman merumuskan masalah.

Setelah masalah dipilih dan diketahui dengan jelas studi pendahuluan telah dilakukan Dan penelitian akan dilanjutkan Maka selanjutnya adalah merumuskan masalah.
Perumusan masalah umumnya merupakan suatu pertanyaan dan berbentuk suatu kalimat tanya.

Agar masalah terumuskan, terdapat beberapa pedoman sebagai berikut :

a. Masalah dirumuskan dengan kalimat tanya yang padat dan jelas.
b. Rumusannya harus memberi petunjuk kemungkinan pengumpulan data yang dibutuhkan.
c. Dalam rumusan masalah tersebut juga harus dicantumkan batasan masalah yang jelas.
d. Rumusan masalah menunjukkan hubungan yang ada antara dua variabel atau lebih (wasito, 1993: 39)

Dalam perumusan masalah, peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian.

Contoh 1 : judul penelitian.

“ Studi komparasi antara pelaksanaan praktek laut Taruna D3 atau ANT/ATT III PIP Makassar dengan AMI Jakarta, Jakarta, 2013”

Maka perumusan masalah pokoknya adalah :

“  Apakah ada perbedaan pelaksanaan praktek laut bagi Taruna D3 ANT-III / ATT-III PIP Makasar dengan AMI Jakarta ?”

Untuk dapat diukur maka perumusan masalah pokok di atas dipecah lagi ke dalam sub sub masalah, sebagai berikut :

a) Di semester berapakah Prala masing-masing dilaksanakan?
b) Bagaimana prosedur pelaksanaan prala masing-masing?
c) Bagaimana sistem evaluasi masing-masing?
d) Dan seterusnya.

Contoh 2 : judul penelitian nya.

“pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap disiplin kerja karyawan PT Pelayaran Segara biru, Semarang, 2013”

Maka perumusan masalah pokoknya adalah :

“Apakah ada pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap disiplin kerja karyawan?”

Untuk dapat diukur maka perumusan masalah pokok diatas perlu dipecah lagi kedalam sub sub masalah:

a. Bagaimana disiplin kerja sebelum dan sesudah diberikan kesejahteraan yang baik?.
b. Apa saja tingkat kesejahteraan yang telah diberikan kepada karyawan?.
c. Apakah ada dampak pemberian kesejahteraan kepada karyawan?.
d. Dan seterusnya.

2. Alasan, tujuan dan kegunaan penelitian.

Disamping peneliti harus merumuskan masalah dari penelitian yang akan dilakukan peneliti juga harus mengemukakan alasan pemilihan masalah atau judul, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

a. Alasan pemilihan masalah atau judul.

Di dalam bagian ini diharapkan peneliti menuliskan sebab-sebab memilih masalah atau judul penelitian nya.

1) Pentingnya masalah tersebut diteliti dengan beberapa alasan pendukungnya.
2) Menarik minat peneliti.
3) Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada peneliti lain yang meneliti masalah tersebut. “ sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada penelitian serupa yang dilakukan peneliti lain.”

Tidak benar sama sekali apabila alasan pemilihan judul karena memenuhi perintah pembimbing, atau dalam rangka memenuhi salah satu tugas program pendidikan tertentu dan sebagainya.

b. Tujuan penelitian.

Jika problematik atau masalah penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pernyataan.

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat apriori yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Apabila dikaji secara seksama dengan melihat isi dari sesuatu yang akan dicapai, maka tujuan penelitian adalah sama dengan jawaban yang dikehendaki dalam problematik penelitian, namun berbeda dalam rumusannya.

Contoh :
Problematik.

“Di semester berapakah Prola bagi Taruna dilaksanakan di PIP Makassar dan Ami Jakarta?”.

Tujuan.

“ingin mengetahui Di semester berapakah Prola bagi Taruna dilaksanakan di PIP Makassar dan Ami Jakarta”.

Dari contoh diatas tidak benar apabila para penyusun makalah atau kertas kerja atau problem solving, skripsi dan karya ilmiah lainnya menuliskan tujuan penelitiannya dengan rumusan kalimat yang berbunyi sebagai berikut :

1) Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Diklat pelaut 1.
2) Tujuan ini adalah untuk mencari data.

Ke dua rumusan kalimat diatas lebih tepat sebagai tujuan penyusunan makalah atau kertas kerja, dan sejenisnya.

(Arikunto, 1991 : 49) menggambarkan hubungan antara problematik tujuan penelitian, dan kesimpulan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.


c. Kegunaan hasil penelitian.

Jika pada tujuan penelitian dituliskan bahwa peneliti “ingin mengetahui......”. maka keingintahuan peneliti bila telah diperoleh menjadi kegunaan penelitian yang rumusan kalimat nya sebagai berikut :

“ Dengan diketahuinya Di semester berapa ralat Taruna dilaksanakan dihubungkan dengan kendala serta faktor-faktor pendukung lainnya maka peneliti dapat memberikan masukan kepada kepala pengembangan SDM Perhubungan atau Dirjen.

Perhubungan laut untuk a............ b...........c..........”.

Dengan Demikian maka dapat dikatakan bahwa kegunaan hasil penelitian merupakan follow up Penggunaan informasi atau jawaban yang tertera dalam kesimpulan penelitian.


D. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR ATAU ASUMSI


Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 1991:17). Sedangkan menurut (Surahmad 1972:97), anggapan dasar atau asumsi atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.

Setiap peneliti dapat merumuskan asumsi yang berbeda. Peneliti yang satu mungkin melakukan asumsi yang oleh peneliti lain diterima sebagai kebenaran.

Merumuskan esensi bukanlah pekerjaan mudah. Kegiatan ini membutuhkan suatu pemikiran renungan dan analisis masalah, Sehingga dianggap sukar oleh orang-orang tertentu yang belum terbiasa meneliti.

1. Tujuan asumsi

Peneliti perlu merumuskan asumsi, dengan tujuan :


  • Agar ada dasar berpijak yang cocok bagi masalah yang sedang diteliti.
  • Untuk mempertegas objek penelitian atau variabel yang menjadi pusat perhatiannya.
  • Untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.
2. Melatih menentukan dan merumuskan asumsi dapat dilakukan melalui objek paper person dan please 3P.

Contoh pernyataan yang dapat dilatih perumusan asumsinya.

  • Dosen mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar Taruna.
  • Orang yang banyak makan, berat badannya akan bertambah.
  • Waktu labuh memperbesar biaya operasi kapal.
  • Beroperasinya kondominium memperparah kemacetan lalu lintas.


E. MERUMUSKAN HIPOTESIS

1. Pengertian hipotesis

Hipotesis berasal dari 2 kata Yunani Hypo yang berarti kurang dari, dan thesis yang berarti pendapat atau teori. Dari 2 kata tersebut, hipotesis dapat diartikan sebagai kesimpulan yang harus diuji kebenarannya (wasito, 1993: 39).

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya (arikunto, 1993: 39).

Hipotesis dapat juga diartikan sebagai jawaban masalah yang bersifat sementara yang mungkin benar atau salah setelah dilakukan pengujian nya kemudian.

Hipotesis diperlukan karena merupakan sesuatu di mana penelitian kita Arahkan ke sana, Sehingga ada yang menuntut peneliti. Hanya penelitian yang menggunakan sampel menggunakan hipotesis, karena itulah yang menggunakan statistika induktif atau inferensial sebagai alat generalisasi.

2. Macam-macam hipotesis

Berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja atau hipotesis asli Ha
    Hipotesis ini menyatakan:

  • Adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
  • Adanya perbedaan dalam variabel tertentu pada dua kelompok yang berbeda.



  • “ Jika.............maka.........”


Contoh:

“Jika cuaca tenang, maka konsumsi bahan bakar kapal relatif tetap”.


  • “Ada perbedaan antara........ Dengan.........”.


Contoh :

“ada perbedaan tingkat Disiplin belajar antara Taruna PIP Makassar dengan PIP Semarang”.


  • Ada hubungan...... Dengan...........”


Contoh :

“ada hubungan teknik memuat dengan stabilitas kapal”


  • “Ada pengaruh........ Terhadap........”


Contoh :

“ada pengaruh kesejahteraan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai”.


b. Hipotesis Nol atau hipotesis nilai atau hipotesis statistik (Ho)

Hipotesis ini merupakan pengingkaran atau bantahan terhadap hipotesis alternatif. Hipotesis nol diuji dengan perhitungan statistika, sedangkan hipotesis alternatif tidak diuji. Artinya bila hipotesis nol (Ho) ditolak atau tidak terbukti, maka Ha (hipotesis alternatif) diterima atau terbukti.

Penjelasan secara mendalam mengenai hal hal ini dibahas dalam pelajaran statistika.

Contoh-contoh rumusan hipotesis nol atau halo sebagai bantahan terhadap hipotesis alternatif atau Ha pada beberapa contoh di butir 2 di atas, sebagai berikut :


  • Walaupun.............. Belum tentu..........”.

Contoh :
“walaupun cuaca tenang, belum tentu konsumsi bahan bakar kapal relatif tetap”.


  • Tidak ada perbedaan antara............... Dengan...........”

Contoh :
“tidak ada perbedaan Disiplin belajar antara Taruna PIP Makassar dengan Taruna PIP Semarang”.


  • Tidak ada hubungan antara........ Dengan.........”

Contoh :
“Tidak ada hubungan antara teknik membuat dengan stabilitas kapal”

  • Tidak ada pengaruh.............. Terhadap..........”

Contoh :
“tidak ada pengaruh kesejahteraan pegawai terhadap motivasi kerja pegawai”.

F. MEMILIH PENDEKATAN


Langkah selanjutnya setelah merumuskan hipotesis adalah memilih pendekatan. Pemilihan pendekatan dengan penentuan variabel penelitian dapat dilakukan secara maju mundur, tergantung kepada langkah mana yang lebih menentukan.

Sebagian peneliti menetapkan variabel penelitian atau menentukan bentuk atau jenis pendekatan. Sebaliknya jenis pendekatan juga menentukan perincian variables secara teliti.

1. Jenis pendekatan
    Jenis pendekatan dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

    a. Menurut teknik sampling atau teknik pengambilan sampel
1). Pendekatan populasi
2). Pendekatan sampel
3). Pendekatan kasus

    b. Menurut timbulnya variabel

1). Pendekatan eksperimen

     - Penelitian kasus atau Case Study
     - Penelitian kausal komparatif
     - Penelitian korelasi
     - Penelitian historis
     - Penelitian filosofis

        2). Pendekatan eksperimen

Penelitian dengan pendekatan eksperimen terdiri dari 11 desain, dimana 3 desain awal disebut experimental designs, dan 8 desain sisanya disebut true experimental designs.

a. Desain 1 : One Shot Case Study.

Pola : XO
X : Treatment : Perlakuan
O : Observasi setelah perlakuan.

b. Desain 2 : Pre test and post test group design.

Pola : O_(1 ) X O_2
O_1 : Observasi Sebelum Treatment (Pre Test
X : Treatment
O_2 : Observasi sesudah treatment ( Post Test)
O_2-O_1 : Efek dari Treatment atau eksperimen.
O_1

c. Desain 3 : Static group comparison

Pola : (XO_1)/O_2

Desain ini menunjukkan adanya kelompok lain sebagai standar eksternal.
Ketika desain di atas disebut kelompok eksperimen awal atau belum baik atau pre experimental design.

d. Desain 4 : control group pretest and posttest.

EO_1  X O_2
Pola : EO_1  X O_2
E : Kelompok Experimen
K : Kelompok Kontrol

Desain ini merupakan gabungan desain 2 dan desain 3.
Demikian seterusnya dari desain 5 sampai dengan desain 11 yang nama-nama desainnya (arikunto, 1991:78-81). Sebagai berikut :
Desain 5 : random terhadap subjek
Desain 6 : pasangan terhadap subjek atau mached group desain.
Desain 7 : random , pretest and pretest group design.
Desain 8 : random terhadap subjek dengan pretest kelompok kontrol, post test kelompok eksperimen.
Pesan 10 : bentuk 4 kelompok dengan 1 kelompok eksperimen dan 3 kelompok kontrol
Desain 11 : desain waktu

c. Pendekatan survei

Studi Survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak.

Survei juga merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari status atau kedudukan fenomena atau gejala dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan.

Survei juga dapat digunakan dalam studi pendahuluan untuk suatu penelitian.
Contoh untuk studi survei, misalnya survei sekolah, job analysis, analisis dokumen, survei pendapat publik atau komunitas, dan sejenisnya.

2. Penentuan pendekatan.

Pendekatan penelitian selain dipengaruhi oleh banyak dan jenis variabel, terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain :


  • Tujuan penelitian
  • Waktu dan dana yang tersedia
  • Tersedianya subjek penelitian
  • Minat dan selera peneliti

Walaupun masalah penelitian sama-sama peneliti dapat memilih satu diantara dua atau lebih jenis pendekatan penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dipilihnya.

G. MENENTUKAN VARIABEL


Langkah menentukan variabel ini menjawab pertanyaan apa yang akan diteliti, dan dari mana Data diperoleh.

1. Pengertian variabel

Sutrisno Hadi 1993 mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala atau fenomena adalah objek penelitian. Jadi variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Sebagai objek penelitian, apapun variabel yang dipilih untuk diteliti harus dapat diukur atau measurable.

2. Macam-macam variabel

Pada penelitian di dunia perguruan tinggi dikenal banyak macam variabel yang terkait dengan macam penelitian dan fungsi suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel lainnya.

Untuk bahan ajar ini dibatasi hanya pada variabel pokok yang diketahui pada umumnya sebagai berikut :

a. Variabel faktual dan variabel konseptual

1). Variabel faktual.

Variabel faktual adalah fakta yang bervariasi, seperti gaji resmi bulanan, tinggi badan berat badan tingkat pendidikan umum dan sebagainya. Pengukuran pada variabel ini mudah karena telah memiliki alat ukur baku yang dapat dipercaya.

Contoh : meteran, timbangan, dan sebagainya

2). Variabel konseptual

Variabel konseptual adalah variabel konsep, seperti persepsi, motivasi, sikap disiplin, perilaku dan sebagainya. Pengukuran untuk variabel ini lebih sulit dan memerlukan proses berpikir yang lebih panjang Karena variabel ini belum ada alat ukurnya. Oleh karena itu peneliti harus membuat alat ukurnya sendiri melalui kajian-kajian teori terkait menjadi konstruk, dimensi indikator sampai ke definisi konseptual dan definisi operasional.

Alat ukur atau instrumen pengumpulan data dan item pernyataannya sesuai jenisnya, kemudian harus di uji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk pengumpulan data penelitian di lapangan.

b. Variabel kualitatif dan variabel kuantitatif

     1). Variabel kualitatif

Variabel Kualitatif adalah variabel motif Oma keadaan atau kategori, seperti kemiskinan, kecerdasan, kemakmuran, kehadiran, kedisiplinan, dan sebagainya.

     2). Variabel kuantitatif

Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan bilangan, seperti usia 30 tahun, kecepatan kapal 10 knot, bobot 3000 ton, dan sebagainya.

Variabel kuantitatif terbagi kedalam dua macam yaitu :

a). Variabel diskrit atau nominal atau kategorik

Variabel ini datanya diperoleh dengan cara menghitung dan bilangannya bulat dan dinyatakan dalam frekuensi..

Contoh : laki-laki atau perempuan, lulus atau tidak lulus, hadir atau tidak hadir dan sebagainya.

b). Variabel kontinum.

Variabel ini datanya diperoleh dengan cara mengukur dan bilangannya dapat di bulat atau pecahan.

Contoh : kecepatan, suhu udara, isi palka dan sebagainya.

Variabel kontinum terbagi menjadi tiga variabel kecil yaitu :

1). Variabel ordinal

Disebut juga sebagai variabel lebih kurang atau variabel yang menunjukkan tingkat tingkatan.

Contoh :

Terpandai, tanda, cukup tanda, bodoh, terbodoh.
Paling panjang, panjang, pendek paling pendek.

2). Variabel interval

Variabel ini menunjukkan jarak atau selisih yang diketahui dengan pasti.

Contoh :
Suhu di dalam kelas 25 derajat Celcius, sedangkan di luar kelas 30 derajat Celcius. Maka selisih suhu 6 derajat Celcius lebih tinggi suhu di luar kelas dari pada di dalam kelas.

3). Variabel rasio

Variabel perbandingan yang dalam hubungan antar variabel sejenis merupakan sekian kali.

Contoh :
DWT MV Merapi 15000 ton, sedangkan Mv delima 5000 ton. DWT Mv Merapi tiga kali Mv delima atau 300% dari pada Mv telinga. Atau DWT MV delima 0,33 kali MV Merapi (atau 33,33%) daripada MV Merapi).

3). Variabel sebagai objek penelitian.

Variabel X dan variabel Y


  • Untuk penelitian korelasi biasa, maka x adalah variabel prediktor, sedangkan y adalah variabel kriteria.
  • Untuk penelitian hubungan sebab akibat atau pengaruh, maka x adalah variabel bebas atau penyebab atau yang mempengaruhi, sedangkan variabel Y adalah Variabel terikat atau akibat atau yang dipengaruhi.
  • Untuk penelitian yang menggunakan analisis jalur (Path Analysis), dan semantic quatation modeling (SEM), maka variabel x adalah variabel eksogen sedangkan variabel y adalah variabel Indogen.


Variabel x maupun variabel y untuk dapat diukur harus dipecah atau dirinci ke dalam sub-sub variabel sebagaimana contoh di bawah ini.

Belum ada Komentar untuk "Cara Membuat Metodologi Penelitian #BAB II"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel